.

Pages

Senin, 02 Februari 2009

Untung 700 Kali Lipat

"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah laksana sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Pada masing2 tangkai terdapat seratur biji."
(QS Al Baqarah : 261)

Saat itu kota Madinah sedang mengalami masa paceklik yang sangat parah akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Tumbuhan dan hewan banyak yang mati. Masyarakat kota dalam kemiskinan. Pada saat gawat itu, datang rombongan kafilah dari Syam, membawa barang dagangan yang sebagian besar berupa makanan. Ternyata, barang dagangan itu kepunyaan "Utsman bin Affan."
Mendengar kedatangan khafilah itu, para pedagang Madinah pun berebutan ingin membelinya, dengan maksud akan dijual kembali kepada masyarakat yang memang sangat memerlukannya dengan harga berlipat-lipat. Mereka menawar barang dagangan itu dengan harga 3 kali lipat dari harga pembeliannya. Tetapi tawaran itu ditolak, "Maafkan saya, barang dagangan itu telah terjual dengan harga yang lebih besar dari itu."
Tentu saja para pedagang itu keheranan, siapa orang yang berani membeli dengan harga tinggi itu. Mereka pun bertanya, "Wahai Saudaraku! Siapakah orang yang telah membeli barang daganganmu dengan harga sangat tinggi itu?"
"Allah", jawab sahabat yang berasal dari lingkungan bangsawan dan sejak kecil memiliki budi pekerti dan perilaku nan mulia itu.
"Bagaimana Allah memberikan keuntungan itu padamu?" tanya para pedagang itu penasaran.
"Allah menjanjikan kepadaku keuntungan tidak kurang dari 700 kali lipat. Tidakkah kalian janji Allah itu dalam Al-Qur'an?" jawab sang khalifah dengan mantap.
Para pedagang itupun dengan keheranan bertanya, "Apakah akan engkau sedekahkan seluruh dagangan yang sangat banyak ini?"
"Benar. Seluruhnya akan kusedekahkan kepada masyarakat yang menderita karena musim paceklik ini," jawab Utsman bin Affan mantap.
Demikianlah, kisah di atas menunjukkan pada kita bahwa orang2 yang berani bersedekah dan menginfakkan hartanya karena niat ibadah, maka Allah janjikan dengan membalasnya dalam jumlah yang tak terduga. Untuk itu, tak perlu takut miskin dan melarat bila ingin beribadah.