.

Pages

Minggu, 22 Februari 2009

Memory Walimatus Safar...


Sebenernya, ini postingan terjadi waktu bulan november 2008 lalu. Acara syukuran sebelum kami berangkat ke Tanah Suci. Berhubung lum pernah aku posting, dan kebetulan baru buka2 fotonya, aku keinget deh untuk menceritakannya.

Walimatus Safar memang aku rasa penting dilakukan sebelum kita berangkat ke Tanah Suci. Walaupun secara sederhana, tapi maknanya sangat mendalam sekali. Kita mengundang orang2 yang pernah kita kenal, baik saudara, tetangga, teman dan lainnya untuk datang ke tempat kita. Dimana kitapun akan memohonkan pintu maaf kepada mereka semua, pabila selama kita berhubungan baik dengan mrk ada kesalahan2 yang kita sadari atau tidak. Hal ini sudah pastinya kita harapkan untuk meringankan perjalananan ibadah kita.








............................................................Kami berangkat berempat, aku, hubby, dan ke2 orang tuaku. Pada saat acara walimatus safar itu berlangsung, air mataku tak henti2 berderai. Mungkin aku sadar terlalu banyak dosa telah terlaksana olehku, tapi yang paling mendera hati adalah meninggalkan anak2 yang masih kecil. Hubby pun sempat tak dapat menahan air mata, saat ia memberikan sambutan, dan semua orang yang hadir pun sepertinya terlarut dalam kesedihan kami. Namun, saat sang ustad yang berceramah menguraikan makna di dalam perjalanan haji, hati ku sedikit terobati. Benar..semua kita serahkan pada Allah SWT. Anak, harta dan segalanya hanyalah titipan Allah kepada kita. Tak ada satupun yang akan kita bawa saat kitapun meninggal nanti. Akhirnya, sedikit demi sedikit rasa sedih meninggalkan anak2 berkurang padaku.









.....Tetapi, dari semua rangkaian menuju keberangkatan ke tanah suci, yang paling benar2 membuatku sedih adalah saat hari menjelang keberangkatan. Dari malam hingga pagi, aku berusaha mengikuti saran suami agar jangan sampai menangis di depan anak2. Malam hari itu, satu persatu kupeluk buah hatiku dengan sejuta kekuatan untuk tidak meneteskan air mata. Pesan2 pada mrk agar menjaga diri, belajar, dan saling memperhatikan satu sama lainpun kuutarakan. Mereka pun seolah2 dapat mengerti. Tapi...saat waktu subuh kami akan berangkat, saat aku dan suami diazankan di depan pintu rumah....tumpah semua tangis ketiga anakku.
Terutama Tasya dan Iqbal. Aku pun tak henti2 memeluk mrk bertiga selama perjalanan dan kami pun saling meneteskan air mata. Sedihhhhhhh sekali....

Tapi syukur Alhamdulillah...Semuanya telah selesai. Aku dan hubby kembali dengan selamat, sehat wal'afiat. Demikian juga ke3 buah hatiku. Selama 4oan hari kami berpisah, tapi Allah SWT tetap melindungi kami sekeluarga. Amien yaa Robbal 'aalamin.