.

Pages

Rabu, 24 Februari 2016

Kisah Bilal bin Rabah, Sang Muadzin Rasulullah SAW...


Nama lengkapnya Bilal bin Rabah Al-Habasyi. Ia berasal dari negeri Habasyah, sekarang Ethiopia. Ia biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari Muadzdzin Ar-Rasul. Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ia berpostur tinggi, kurus, warna kulitnya cokelat, pelipisnya tipis dan rambutnya lebat. 

Ibunya adalah budak milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh. Bilal menjadi budak mrk hingga akhirnya ia mendengar ttg Islam. Lalu ia menemui Rasulullah SAW dan mengikrarkan diri masuk islam. Ia merupakan kalangan sahabat Rasulullah yang berasal dari non-Arab.

Dalam sejarah, dipaparkan bahwa Umayyah bin Khalaf pernah menyiksa dan membiarkannya dijemur di tengah gurun pasir bbrp hari. Diperutnya, diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali. Lalu, orang-orang kafir menyuruh anak2 mrk untuk menyeretnya di antara perbukitan Makkah. 

Saat berada dalam siksaan itu, tiada yang diminta Bilal kpd penyiksanya kecuali hanya memohon kepada Allah. Berkali2 Umayyah bin Khalaf menyiksa dan memintanya agar meninggalkan Islam namun Bilal tetap teguh pendirian.

Ia selalu mengucap "Ahad-Ahad". Ia menolak mengucap kata kufur (mengingkari Allah). Abu Bakar as Shiddiq lalu memerdekakannya. Setelah merdeka, Bilal mengabdikan diri untuk Allah dan Rasul-Nya. Kemanapun Rasulullah SAW pergi, Bilal senantiasa berada di sampingnya. Karena itu pula para sahabat Nabi sangat menghormati dan memuliakan Bilal.

Azan Pertama
Saat Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, Bilal pun turut serta bersama kaum muslim lainnya. Ketika Masjid Nabawi selesai dibangun, Rasulullah SAW mensyariatkan azan, lalu Beliau menunjuk Bilal untuk mengumandangkan azan krn ia memiliki suara yang merdu. Lalu Bilal mengumandangkan azan sebagai pertanda dilaksanakannya shalat lima waktu. Sejak saat itu, Bilal mendapat julukan Muadzdzin Ar-Rasul dan ia menjadi muazin pertama dalam sejarah Islam. 

Setelah sekian lama tinggal di Madinah, Bilal senantiasa menjadi pengumandang azan. Biasanya setelah azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW seraya berseru. "Hayya 'alashshalaati hayya 'alashsalaati (Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan)." Lalu Rasulullah SAW keluar dari rumah dan Bilal melihatnya, ia segera melantunkan iqamat sebagai tanda shalat berjamaah akan segera mulai. 

Ketika menaklukkan Kota Mekkah, Rasulullah SAW berjalan di depan pasukan Muslim bersama Bilal. Saat masuk Ka'bah, beliau hanya ditemani oleh tiga orang sahabat, yaitu Utsman bin Thalhah, Usamah bin Zaid, dan Bilal bin Rabah. 

Tak lama kemudian, waktu shalat Zuhur pun tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah SAW, termasuk orang2 kafir Quraisy yang baru masuk Islam saat itu. Pada saat2 yang sangat bersejarah itu, Rasulullah SAW memanggil Bilal agar naik ke atap Ka'bah dan mengumandangkan azan. 

Tanpa menunggu perintah kedua, Bilal segera beranjak dan melaksanakan perintah tersebut dengan senang hati. Ia pun mengumandangkan azan dengan suaranya yang bersih dan jelas. Orang-orang semakin banyak berkumpul. Azan yang dikumandangkan Bilal itu mrp azan pertama di Mekkah. 

Ribuan pasang mata memandang Bilal dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan itu. Sejak saat itu Bilal pun terkenal sebagai muadzin Rasul. Tidak ada orang lain yang menggantikan Bilal dan yang lainpun tidak keberatan Bilal melakukannya. 

Namun, saat Rasulullah SAW wafat dan ketika shalat akan dikerjakan. Bilalu pun segera berdiri melaksanakan kewajibannya. Saat itu jasad Rasulullah SAW masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Maka ketika Bilal sampai pada kalimat "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)", tiba2 suaranya terhenti. Bilal menangis. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Bilal merasakan sedih ditinggalkan manusia yang paling dicintainya. Seperti dikomando, tangisan Bilal pun diiringi oleh kaum muslim yang hadir. Mereka semua menangis ditinggal pergi Rasulullah SAW.

Dalam sejarah, disebutkan Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari sejak kepergian Rasulullah SAW. Kemudian Bilal mendatangi Abu Bakar As-Shiddiq yang menggantikan posisi Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat Islam, agar ia diperkenankan tidak lagi mengumandangkan azan karena tidak sanggup melakukannya. Permohonan itu pun dikabulkan Abu Bakar. Sejak saat itu Bilal tidak lagi menjadi muazin. 

Kini, sang Muadzin Rasulullah SAW itu telah berpulang sejak 14 abad silam, tepatnya tahun ke-20 Hijriah. Namun namanya masih harum hingga kini. Bahkan disejumlah masjid di Indonesia, mungkin juga di negara lainnya, nama muadzin selalu ditulis "Bilal". Ini menunjukkan penghormatan kepada Sang Muadzin Rasulullah SAW, pengumandang azan pertama di duni. Semoga Allah SWT memberikan tempat yang mulia disisi-Nya...

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...

Sumber : www.khazanah.republika.co.id