.

Pages

Selasa, 21 Februari 2017

Nasehat Kematian...


Bulan ini, sudah beberapa kali mendapati tetangga dekat, saudara dekat dan teman dari kecil menghadap Sang Khalik. Melihat keluarga yang ditinggalkan ada rasa iba di dalam duka cita itu...

Namun kematian tetaplah kematian...Tak dapat ditangguhkan, apalagi mohon dibatalkan. Ketetapan sampainya batas umur tak bisa dikompromikan. Ikhlas tak ikhlas, rela tak rela, bahkan siap tak siap... malaikan Izrail menjemput jiwa yang telah ditentukan jadwal kembalinya.

Bagi kita yang ditinggalkan, sebaik-baiknya hikmah dari kematian adalah menjadiannya sebaik-baik nasehat kehidupan. Kehidupan tak lebih dari menunggu waktu kita dipanggil "Pulang". Dan sebaik-baik waktu menunggu, adalah waktu yang dimanfaatkan untuk menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang itu...

Anak, suami atau istri, harta benda, kakak adik, orang tua, teman kerabat, sanak saudara dan apapun yang kita miliki semua akan ditinggalkan. Perjalanan pulang adalah perjalanan kesendirian. Sendiri kita pulang, hanya ditemani bekal yang kita persiapkan. 

Anak kita, tak peduli seberapa besar ia kehilangan kita, tetaplah ditinggalkan. Hanya doanya yang kita harapkan menemani kesendirian dalam perjalanan. Suami atau istri kita, seberapa pun besar cintanya pada kita, kalau belum waktu mereka, tentu tidak akan menemani perjalanan kita. Pun begitu juga dengan teman, kerabat dan sanak saudara, semua hanya akan mengantar kita ke liang kubur saja tidak ada satupun yang ikut serta. Apalagi semua harta benda yang mungkin sewaktu-waktu sebelumnya kita usahakan sampai lupa diri, lupa waktu...tak satupun bisa kita bawa kecuali harta yang kita bagikan di jalan Allah SWT.

Kalaulah semua ditinggalkan, jadi apa guna berlebih-lebihan dalam mencintainya? Sampai lalai lupakan Sang Pencipta? Karena semua yang kita miliki dan ikhtiarkan dalam hidup di dunia, tak lebih dari bahan yang harus kita konversikan, apakah akan menjadi bekal ataukah malah menjadi beban dalam perjalanan pulan ?

Sebaik-baik nasehat adalah kematian, dan semoga kita tidak dinasehati dengan kematian kita sendiri. 

Mengenang semua yang telah lebih dahulu berjalan "Pulang"...
Allahummaghfirlahu... warhamhu... wa'aafihi... wa'fu 'anhu....
Semoga kita semua selalu ingat akan bekal saat berjalan "Pulang"...

***Sumber : Copas sebagian besar tulisan dari Facebook Teman Muhammad Shalahuddin.