Akhir bulan Desember 2009 kemaren, aku kebetulan ada final tugas kantor ke Cirebon. Krn momentnya mendekati akhir tahun, anak2 juga lagi pada libur, dan suamiku juga bisa cuti, jadi kami sekeluarga memutuskan tuk jalan2 ke Kota Cirebon. Sebenarnya ini kali kedua kami sekeluarga kesini, tapi waktu pertama kali gak sempet jalan2.
Dimulai perjalanan dari Lampung, naik kereta ke Cirebon...bagiku perjalanan menyenangkan krn menjadi moment liburan keluarga. Anak2ku juga tak kalah senangnya, terutama Rafli, krn moment naik kereta baru pertama baginya. Sampe2 dalam perjalanan kereta sekitar 4 jam tidak sekejap pun Rafli tidur, krn dia menikmati banget pemandangan2 sepanjang perjalanan.
Semua pandangan keluar gak lepas dari komentar dan pertanyaan2 Rafli. Kadang liat sawah, dia akan bilang "Adek pengen ke sawah Mi..." Atau lagi liat ada sungai2 kecil gitu, dia akan bilang "Adek mau mandi disitu Mi..." hehe..lucu deh liat tingkah lakunya.
Beranjak siang kami sampai di Cirebon. Alhamdulillah langsung istirahat dulu di hotel. Di hari kedua, setelah tugas kantor selesai, kami mengunjungi Makam Sunan Gunung Jati. Makam ini menjadi salah satu obyek wisata ziarah yang kerap dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Makam Sunan Gunung Jati ini berada sekitar 6km ke arah utara dari kota Cirebon. Di tempat ini terdapat ratusan makam keturunan Sunan Gunung Jati. Letak makam sang Sunan berada di atas bukit yang untuk mencapainya kita harus menaiki anak tangga. Tetapi tidak sembarang orang yang diperbolehkan masuk ke makam sang Sunan, hanya bisa di depan pintu gerbangnya saja.
Yang unik dari makam ini, adalah tempelan2 keramik porselen china di tembok2 sekitar makam. Menurut cerita penjaga makam, keramik2 itu untuk menghormati salah satu istri Sunan Gunung Jati yang berasal dari China. Dan usia keramik2 itu sudah ratusan tahun. Melihat keunikan tersebut, wajarlah jika wisatawan yang datang tidak hanya sekedar untuk mengirim doa, tapi juga untuk menikmati keindahan porselen itu.
Selanjutnya kami mengunjungi Keraton Kesepuhan. Sebenarnya ada 4 keraton di Cirebon, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Tetapi, dari keempatnya, Keraton Kasepuhan yang dibangun tahun 1529 lah yang paling terawa. Tembok keraton yang mengelilinginya terbuat dari bata merah khas arsitektur jawa yang dihiasi keramik porselen China.
Tiket masuknya hanya Rp. 3.000 dan dibuka setiap hari. Saat berkunjung kesini, kita akan ditemani guide berpakaian beskap dan blankon. Mirip abdi dalem di keraton Yogyakarta. Sang guide ini akan menjelaskan secara detail tiap sudut keraton.
Tiket masuknya hanya Rp. 3.000 dan dibuka setiap hari. Saat berkunjung kesini, kita akan ditemani guide berpakaian beskap dan blankon. Mirip abdi dalem di keraton Yogyakarta. Sang guide ini akan menjelaskan secara detail tiap sudut keraton.
Dikeraton Kasepuhan ini ada kereta yg dikeramatkan, yaitu kereta Singa Barong. Dulu, kereta ini ditarik sepasang kebo bule. Di sisi tempat penyimpanan kereta ini ada ruang koleksi, tetapi sayang isi koleksi berupa gamelan, alat2 perang, keris, tombak sampai baju besi rampasan Portugis tidak terawat. Tetapi Alhamdulillah kita masih bisa melihat nilai2 sejarah dari semua di keraton itu.
Di hari berikutnya, kami mengunjungi wisata air terjun di kaki Gunung Ciremai. Perjalanan kesana sekitar 1 jam dari Cirebon yakni di wilayah Kuningan. Sepanjang perjalanan tampak pemandangan pegunungan yang sejuk dikelilingi tanaman2 segar.
Di hari berikutnya, kami mengunjungi wisata air terjun di kaki Gunung Ciremai. Perjalanan kesana sekitar 1 jam dari Cirebon yakni di wilayah Kuningan. Sepanjang perjalanan tampak pemandangan pegunungan yang sejuk dikelilingi tanaman2 segar.
Air terjun nya pun, sangat indah. Airnya masih belum terkontaminasi dengan polusi sehingga masih benar2 nuansa alami pedesaan. Memang tidak terlalu tinggi air terjunnya, tetapi keeksotisan pemandangannya membuat kita bener2 tersadar akan kebesaran Allah SWT (hehe....kok kayak acara wisata religi yach...).
Setelah dari situ, kami mengunjungi suatu tempat yang bernama Kolam Pemandian Cibulan. Di kolam pemandian itu, selain kita bisa berenang juga dapat melihat ikan2 yang diyakini oleh masyarakat disitu sebagai ikan keramat.
Ikan-ikan tersebut berwarna abu-abu kehitaman, atau yang lebih dikenal ikan Kancra Bodas (Ikan Dewa). Konon menurut cerita masyarakat Desa Manis Kidul Kuningan, ikan tersebut merupakan ikan yang dahulunya adalah para prajurit-prajurit yang membangkang pada masa Kerajaan Padjajaran. Kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan. Sampai sekarang ikan tersebut dipercayai oleh masyarakat Desa Manis Kidul sebagai ikan keramat yang mempunyai keistimewaan tertentu.
Setelah dari situ, kami mengunjungi suatu tempat yang bernama Kolam Pemandian Cibulan. Di kolam pemandian itu, selain kita bisa berenang juga dapat melihat ikan2 yang diyakini oleh masyarakat disitu sebagai ikan keramat.
Ikan-ikan tersebut berwarna abu-abu kehitaman, atau yang lebih dikenal ikan Kancra Bodas (Ikan Dewa). Konon menurut cerita masyarakat Desa Manis Kidul Kuningan, ikan tersebut merupakan ikan yang dahulunya adalah para prajurit-prajurit yang membangkang pada masa Kerajaan Padjajaran. Kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan. Sampai sekarang ikan tersebut dipercayai oleh masyarakat Desa Manis Kidul sebagai ikan keramat yang mempunyai keistimewaan tertentu.
Namun terlepas dari benar atau tidaknya legenda tersebut khususnya bagi masyarakat Kuningan, sampai saat ini tidak ada yang berani mengambilnya. Ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengambil dan mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan. Wallahu alam.
Dari tempat Cibulan, kami melihat ke tempat Perjanjian Linggarjati. Namun, krn hari sudah sore menjelang magrib, yach..tempatnya sudah ditutup utk umum. Yang paling kecewa adalah Gadisku Tasya. Krn dia selama ini taunya lewat pelajaran sejarah aja tentang Linggarjati. Tapi..yach dari pada nggak, jepret2 di luar nya juga gak masalah. Hehe...
Dari tempat Cibulan, kami melihat ke tempat Perjanjian Linggarjati. Namun, krn hari sudah sore menjelang magrib, yach..tempatnya sudah ditutup utk umum. Yang paling kecewa adalah Gadisku Tasya. Krn dia selama ini taunya lewat pelajaran sejarah aja tentang Linggarjati. Tapi..yach dari pada nggak, jepret2 di luar nya juga gak masalah. Hehe...
Akhirnya sore itu kami kembali ke hotel, untuk beristirahat setelah seharian mengunjungi obyek2 wisata. Dan karena besok hari akan kembali ke Lampung, malamnya kami makan di rumah makan yang belum ada di Lampung, hehe...narsisdotcom judulnya. Dan makanannya yummy.....(bukan promosi lhohhhh....)
Akhirnya, berakhir deh holiday ke Cirebon. Selain kebersamaan dengan keluarga kecilku, banyak juga yang kami dapat dari perjalanan ini. Dari beberapa tempat itu menambah pengetahuan sejarah dan juga keunikan2 alam yang membuat tersadar diri bhw kita hanyalah sekelumit kecil makhluk ciptaan Allah diantara ciptaan2 kebesaran lainnya.