Salah satu wisata sejarah yang murah meriah di Jakarta adalah Kota Tua.. Mungkin sudah gak asing di telinga untuk tempat sejarah satu ini. Tapi kali ini aku akan memposting sedikit informasi perjalananku dan keluarga dan berharap dapat memberi suatu informasi bagi temans...cekitdot yaa...
Di salah satu siang di hari minggu di sekitar Bulan September 2014 kami untuk kali kedua mengunjungi Kota Tua. Dan dibanding saat kunjungan pertama tahun 2012, kondisinya sudah jauh lebih tertib dan teratur, dimana para pedagang kaki lima sudah tidak terlihat lagi, sehingga kita pun berkeliling lebih nyaman.
Saat itu, kami hanya mengunjungi salah satu bangungan saja di Kota Tua yaitu Museum Sejarah Jakarta, yang dahulunya adalah Kantor Gubernur Jenderal VOC. Disebut juga Museum Fatahillah atau Museum Batavia, dan halaman luas di depannya disebut Taman Fatahillah. Di masa era penjajahan VOC, bangunan ini juga berfungsi sebagai balai kota, ruang pengadilan, dan penjara bawah tanah.
Museum terbesar di Jakarta ini memiliki 3 lantai dan menyimpan sekitar 25.000 koleksi benda bersejarah, diantaranya prasasti, meriam, patung, koleksi mebel antik, gerabah, dan keramik. Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 dengan gaya Barok Klasik bercat putih, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penuntuk arah mata angin.
Antri masuk ke Museum ini hanya dengan tiket Rp. 2.000 perorang, dan kita
diberikan sandal khusus selama berkunjung. Mungkin untuk menghindari
kerusakan lantainya yang terbuat dari kayu bila pengunjung memakai
bermacam alas kaki.
Diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada tahun 1974
Plang Peringatan Pembangunan Museum Sejarah yang dahulunya adalah Balai Kota
Salah satu peninggalan sejarah seperti batu bertulis ini
Jendela di dalamnya pun memiliki tekstur bangunan jaman dahulu
Terdapat furniture asli Jepara yg masih bertahan lama
Penjara Wanita jaman dahulu yang menyeramkan dan tingginya yang hanya sepinggang orang dewasa, subhanallah terbayang bagaimana saat ada penghuni penjara itu...
Ada Souvenir Shop yang menjual bermacam coklat dengan judul yang
unik, seperti coklat anti galau, coklat enteng jodoh, coklat labil
ekonomi, coklat tolak miskin...hehe...
Di luar dari Museum Sejarah ini banyak pemandangan lain yang kita bisa dapati, seperti di bagian depannya ada Ondel-ondel yang juga mrp ciri khas Betawi. Untuk berfoto dengan ondel2 tsb tidak ada tarif khusus tetapi seikhlasnya saja.
Berjalan mengelilingi sekitar Kota Tua, kita akan menjumpai beberapa bangunan lain yang tak kalah bernilai historisnya, salah satunya adalah Rumah Akar. Rumah akar terkenal bukan karena gaya arsitektur Eropanya
yang indah, tetapi karena rumah kuno ini ditumbuhi oleh pepohonan yang
tumbuh di dalam rumah tersebut. Batang dari pohon tersebut menjulang
keatas menembus atap sedangkan akarnya sudah menjalar ke segala penjuru
tembok rumah. Banyak orang yang menyebut rumah akar Kota Tua Jakarta
tersebut sebagai “Angkor Wat-nya” Jakarta.
Tetapi kami tidak sempat masuk ke dalam rumah akar tsb, dan katanya di bagian dalamnya kita bisa berfoto baik utk koleksi pribadi ataupun untuk keperluan foto wedding dan tentunya dengan merogoh kocek sebagai uang masuknya.
Selain itu ada juga bangunan lama yang dipakai sebagai lahan parkir motor. Letaknya berdekatan dengan Rumah Akar tadi. Pemda DKI memperindah Kota Tua dengan menertibkan tempat parkir,
sehingga para pengunjung dapat leluasa menikmati taman Fatahillah tanpa
terusik dengan lahan parkir.
Gedung Tua ini sudah tampak tidak terurus sama sekali dan merana krn
tidak direnovasi ataupun dimanfaatkan bagian dalamnya, mungkin nantinya Pemda DKI dapat merubah interior sehingga akan lebih bermanfaat lagi bagi pengunjung.
Bagian unik dari Kota Tua mungkin bukan hanya dari bangunan sejarahnya saja, tetapi ada bangunan baru yang sengaja dibangun untuk menambah suasana sejarah di sekitar Kota Tua tersebut.
Itulah Halte Bus Trans Jakartanya di sebelah depan Kota Tua, bentuknya unik dan berseni, karena dibangun menyerupai bentuk museum. Ini adalah ide Pak Jokowi saat beliau menjabat Gubernur DKI.
Demikianlah posting Kota Tua kali ini, walau masih banyak bangunan lain yang belum sempat kami jelajahi, insya Allah bila kembali lagi ke sini akan diposting kembali. Semoga bermanfaat...