.

Pages

Selasa, 10 Maret 2015

Wisata Sejarah Jakarta Ke Kota Tua...

Salah satu wisata sejarah yang murah meriah di Jakarta adalah Kota Tua.. Mungkin sudah gak asing di telinga untuk tempat sejarah satu ini. Tapi kali ini aku akan memposting sedikit informasi perjalananku dan keluarga dan berharap dapat memberi suatu informasi bagi temans...cekitdot yaa...



Di salah satu siang di hari minggu di sekitar Bulan September 2014 kami untuk kali kedua mengunjungi Kota Tua. Dan dibanding saat kunjungan pertama tahun 2012, kondisinya sudah jauh lebih tertib dan teratur, dimana para pedagang kaki lima sudah tidak terlihat lagi, sehingga kita pun berkeliling lebih nyaman.


Saat itu, kami hanya mengunjungi salah satu bangungan saja di Kota Tua yaitu Museum Sejarah Jakarta, yang dahulunya adalah Kantor Gubernur Jenderal VOC. Disebut juga Museum Fatahillah atau Museum Batavia, dan halaman luas di depannya disebut Taman Fatahillah. Di masa era penjajahan VOC, bangunan ini juga berfungsi sebagai balai kota, ruang pengadilan, dan penjara bawah tanah.

Museum terbesar di Jakarta ini memiliki 3 lantai dan menyimpan sekitar 25.000 koleksi benda bersejarah, diantaranya prasasti, meriam, patung, koleksi mebel antik, gerabah, dan keramik. Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 dengan gaya Barok Klasik bercat putih, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penuntuk arah mata angin.



Antri masuk ke Museum ini hanya dengan tiket Rp. 2.000 perorang, dan kita diberikan sandal khusus selama berkunjung. Mungkin untuk menghindari kerusakan lantainya yang terbuat dari kayu bila pengunjung memakai bermacam alas kaki. 

Beberapa photo dibawah ini mengenai bagian dalam dari museum Sejarah Jakarta ini :


Diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada tahun 1974



Plang Peringatan Pembangunan Museum Sejarah yang dahulunya adalah Balai Kota


Salah satu peninggalan sejarah seperti batu bertulis ini


Jendela di dalamnya pun memiliki tekstur bangunan jaman dahulu



Terdapat furniture asli Jepara yg masih bertahan lama



Penjara Wanita jaman dahulu yang menyeramkan dan tingginya yang hanya sepinggang orang dewasa, subhanallah terbayang bagaimana saat ada penghuni penjara itu...



Ada Souvenir Shop yang menjual bermacam coklat dengan judul yang unik, seperti coklat anti galau, coklat enteng jodoh, coklat labil ekonomi, coklat tolak miskin...hehe...


Di luar dari Museum Sejarah ini banyak pemandangan lain yang kita bisa dapati, seperti di bagian depannya ada Ondel-ondel yang juga mrp ciri khas Betawi. Untuk berfoto dengan ondel2 tsb tidak ada tarif khusus tetapi seikhlasnya saja.



Berjalan mengelilingi sekitar Kota Tua, kita akan menjumpai beberapa bangunan lain yang tak kalah bernilai historisnya, salah satunya adalah Rumah Akar. Rumah akar terkenal bukan karena gaya arsitektur Eropanya yang indah, tetapi karena rumah kuno ini ditumbuhi oleh pepohonan yang tumbuh di dalam rumah tersebut. Batang dari pohon tersebut menjulang keatas menembus atap sedangkan akarnya sudah menjalar ke segala penjuru tembok rumah. Banyak orang yang menyebut rumah akar Kota Tua Jakarta tersebut sebagai “Angkor  Wat-nya” Jakarta.



Tetapi kami tidak sempat masuk ke dalam rumah akar tsb, dan katanya di bagian dalamnya kita bisa berfoto baik utk koleksi pribadi ataupun untuk keperluan foto wedding dan tentunya dengan merogoh kocek sebagai uang masuknya. 

Selain itu ada juga bangunan lama yang dipakai sebagai lahan parkir motor. Letaknya berdekatan dengan Rumah Akar tadi. Pemda DKI memperindah Kota Tua dengan menertibkan tempat parkir, sehingga para pengunjung  dapat leluasa menikmati taman Fatahillah tanpa terusik dengan lahan parkir.



Gedung Tua ini sudah tampak tidak terurus sama sekali dan merana krn tidak direnovasi ataupun dimanfaatkan bagian dalamnya, mungkin nantinya Pemda DKI dapat merubah interior sehingga akan lebih bermanfaat lagi bagi pengunjung.

Bagian unik dari Kota Tua mungkin bukan hanya dari bangunan sejarahnya saja, tetapi ada bangunan baru yang sengaja dibangun untuk menambah suasana sejarah di sekitar Kota Tua tersebut.


Itulah Halte Bus Trans Jakartanya di sebelah depan Kota Tua, bentuknya unik dan berseni, karena dibangun menyerupai bentuk museum. Ini adalah ide Pak Jokowi saat beliau menjabat Gubernur DKI. 

Demikianlah posting Kota Tua kali ini, walau masih banyak bangunan lain yang belum sempat kami jelajahi, insya Allah bila kembali lagi ke sini akan diposting kembali. Semoga bermanfaat...


Senin, 09 Maret 2015

Yuk Biasakan 3 Kata Ajaib Ini..."Maaf, Tolong, Terima Kasih"...

Kata “Maaf”, “Tolong”, dan “Terima Kasih” adalah kata-kata yang simpel dan sederhana, juga sangat familiar di telinga kita, namun sebenarnya memiliki kekuatan yang luar biasa dan bermakna positif dalam membangun hubungan sosial yang baik antarmanusia. 3 Kata ini dapat merekatkan tali silaturahim dan persaudaraan, mendekatkan hubungan sosial yang renggang, dapat mencairkan kekakuan komunikasi bahkan insya Allah bisa meredakan perselisihan atau perbedaan pendapat.
  

Maaf
Kata ini sepertinya sangat mudah diucapkan. Tetapi pada kenyataannya, kata ini memiliki sedikit keberanian dan keikhlasan untuk bisa keluar dengan lantangnya dari mulut kita. Fitrah kita selaku manusia, ungkapan "nobody is perfect" itu mengandung arti kita akan selalu melakukan salah dan khilaf yang mungkin akan selalu. Meminta maaf sangat penting saat kita memiliki salah khilaf, ataupun kita khawatir sudah melakukan kekeliruan. Dalam hubungan sosial antar manusia hal ini penting untuk bisa menunjukkan kita adalah orang yang rendah hati dan tidak sombong, juga dalam hubungan dengan Sang Pencipta, kata maaf pun harus sering kita lontarkan sebagai bentuk mohon pengampunan dan pengakuan kesalahan kita.



Tolong
Kata Tolong merupakan bentuk penghargaan kita terhadap orang lain. Sebagai makhluk sosial kita tidak tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang sekitar kita. Kata ini membuat kita sadar akan keterbatasan dan kelemahan kita. Dalam hubungan dengan Sang Pencipta pun kalimat ini kita butuhkan saat memanjatkan doa sebagai bentuk kita memperhalus apa yang kita harapkan.
Dengan kata tolong, orang yang kita minta bantu pun akan merasa senang hati tanpa paksaan. Perhatikan kalimat ini "Ambilkan buku itu" dengan "Tolong ambilkan buku itu" terlihat secara psikis beda kelembutan kalimat dengan kata "tolong".



Terima Kasih
Kata ini adalah salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan kita kepada orang yang telah membantu. Dan dengan kata ini insya Allah tentunya orang tsb akan senang hati mendengarnya. Tetapi kata ini memang terkadang sulit untuk diungkapkan, karena membutuhkan ketulusan, tatap mata yang hangat, dan juga sentuhan kasih. Untuk hubungan vertikal, kata ini juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Sang Pencipta Allah SWT.


Dengan demikian, ketiga kata tersebut disamping sebagai bagian dari etika komunikasi juga menjadi sarana mendidik karakter seseorang supaya memiliki budi pekerti yang rendah hati dan baik. Mari kita selalu membudayakan ketiga kata ini dalam kehidupan horizontal (antar manusia) dan vertikal (dengan Sang Pencipta), juga bagi kita orang tua untuk bisa memberi contoh dan mengajarkan hal baik ini kepada buah hati kita agar mereka senantiasa menjadi pribadi yang santun dan berakhlakul karimah...Aamiin yaa robbal 'aalamiin...

Semoga Bermanfaat...

Kamis, 05 Maret 2015

Salad Buah Saus Mayonaise...


Terkadang saat weekend dan bersantai dirumah, kita sebagai ibu ingin menyajikan makanan kecil ataupun yang segar untuk menambah kebersamaan. Begitu juga denganku, terkadang ada saja cemilan yang kubuat mulai dari yang simpel sampai yang kadang ribet, hehe..semua terkadang tergantung moodku selaku chefnya atau kadang request suami dan anak2..

Nah kali ini aku akan berbagi resep simpel untuk membuat Salad Buah Saus Mayonaise yang segar...cekitdot ya temans...

Buah-buahnya :
Semangka merah ataupun kuning
Melon
Anggur Ungu
Agar-agar yang kadang warnanya sesuai keinginan
Mangga
Strawberry, biasanya sedikit saja krn suka rada asam
Nata de coco


Takaran banyaknya dan besarnya memotong menjadi dadu untuk buah dan agar-agar di atas adalah sesuai selera.

Sausnya :
Susu kental manis dicairkan dengan air
Mayonaise
Air jeruk nipis sekitar 1sdm saja

Takaran sausnya pun sesuai selera kita, apakah akan diperbanyak susu atau mayonaisenya.

Toppingnya :
Keju parut secukupnya

Cara Membuatnya :
1. Potong semua buah berbentuk dadu, campur menjadi satu dengan agar-agar dan nata de coco. Diamkan dahulu di dalam lemari es hingga dingin segar.
2. Siapkan sausnya dan setelah dicampur menjadi satu, juga diamkan sejenak ke dalam lemari es.
3. Saat semua sudah berasa dingin menyegarkan, campurkan sausnya ke dalam buah yang sudah dicampur tadi, aduk hingga rata.
4. Siap disajikan, dan sebagai topping parut keju di atasnya sesuai selera. 

Biasanya untuk lebih menyegarkan, sajikan dengan minuman Infuse Water yang cara membuatnya pernah ku posting terdahulu. Silahkan mencoba...

Wisata Sejarah Jakarta Ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya...

Jalan-jalan keluarga terkadang tidak semua ke tempat berpanorama indah atau ke pusat perbelanjaan, tapi sometimes kita memperkenalkan kepada anak2 tempat2 bersejarah sehingga selain refreshing juga menambah pengetahuan mereka.

Sebenarnya ini adalah trip sekitar tahun 2012 lalu, tapi tak mengapalah mempostingnya skrg berharap informasinya bisa untuk dishare..Inilah sekelumit cerita wisata sejarah ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya yang terletak di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur.




Kawasan Lubang Buaya ini mempunyai jam kunjung Selasa - Minggu, hari Senin yang tutup. Jam kunjungannya 08.00 hingga 16.00. Tiket masuknya pun benar-benar murah yaitu Rp. 2.500 saja perorang. Mungkin harga tiket masuk yang murah dimaksudkan oleh Pemda DKI agar masyarakat berminat untuk mengenal lebih dekat detail sejarah mengenai Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan G30S PKI yang terjadi pada 30 September 1965 tersebut. Dimana peristiwa ini menggambarkan kedaulatan negara sedang bergejolak dimana partai komunis ingin menguasai Indonesia.


Masuk ke areal ini memang rada sedikit begidik, entah mengapa.. mungkin pengaruh kisah Lubang Buaya yang fenomenal melalui film dahulu yang selalu diputar tiap tanggal 30 September yang mengalurkan bagaimana kekejaman PKI menyiksa ketujuh Pahlawarn Revolusi dengan biadab atau memang karena aura pepohonan besar2 dan tinggi2 yang rada membuat begidik.



Di Lubang Buaya terdapat Monumen Pancasila Sakti yang berdiri patung tujuh Pahlawan Revolusi. Monumen ini sudah tentunya untuk mengenang jasa para pahlawan tersebut. Dari kiri adalah Brigjen Soetoyo Siswomiharjo, Brigjen DI Panjaitan, Mayjen R. Soeprapto, Letjen A. Yani, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman dan Lettu Pierre A. Tendean.

Monumen ini memiliki kepak sayap patung Garuda Pancasila berukuran raksasa seolah memayungi ketujuh pahlawan tsb dengan posisi setengah lingkaran. Pada dinding landasannya terdapat relief yang menggambarkan peristiwa sebelum dan saat meletusnya peristiwa G30S PKI serta penumpasan PKI oleh tentara dan masyarakat. 
 

Saksi sejarahnya adalah Rumah tempat penyiksaan ketujuh jenderal tersebut. Di dalam rumah ini terdapat relief yang menggambarkan peristiwa penyiksaan tersebut. Perlakuan kejam PKI terhadap mereka seperti pemukulan, penusukan, tendangan, penyayatan, penyeretan paksa, penembakan memang benar2 membuat begidik. Benar2 tidak manusiawi dan benar2 biadab. Sosok PKI yang melakukan penyiksaan tersebut terdiri dari pasukan seragam Cakrabirawa, Pemuda Rakyat dan Gerwani.


Di bagian luar rumah tersebut terdapat Serambi Penyiksaan. Yaitu tempat dimana beberapa jenderal ditawan dan disiksa disini, yaitu Mayjen S. Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean sebelum akhirnya kesemuanya dikuburkan kedalam sebuah sumur tua.

 



Inilah Sumur Maut yaitu sumur tua yang merupakan tempat dikuburkannya tujuh jenazah jenderal, yang berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter. Melihat diameter yang sungguh kecil ini benar2 menggambarkan kengerian yang dalam. Ketujuh jenderal tersebut dimasukkan dengan bertumpuk2 dan posisi kepala dibawah. Setelah dikubur, untuk menutupi jejaknya diatasnya ditanam pohon pisang dan ditutup dengan tumpukan sampah. 

Disamping lubang tersebut ada prasasti yang bertuliskan (dalam ejaan lama) "Tjita-tjita perdjuangan kami untuk menegakkan kemurnian Pantjasila tidak mungkin dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini. Lobang Buaja, 1 Oktober 1965".



Di sekitar area tersebut terdapat juga rumah tua yang dahulu dipergunakan para PKI sebagai pos komando dan dapur umum untuk mempersiapkan konsumsi mereka. Memang keasliannya masih banyak yang dipertahankan. Didalamnya masih terdapat lampu petromak, mesin jahit, tunggu memasak dan lemari yang memang asli mereka pergunakan. Disitu menunjukkan mereka memang benar2 berniat mempersiapkan kesemuanya untuk peristiwa tersebut.



Selain untuk mengungkit sejarah penyiksaan ditempat sesungguhnya, di sini juga ada Museum Penghiatan PKI yang didalamnya merangkum secara lengkap sejarah2 pemberontakan PKI di Indonesia. Kita bisa berkeliling didalamnya untuk merangkai sejarah kelam bangsa Indonesia tersebut. Hingga sampai pada peristiwa naas tersebut 30 September 1965 dengan detailnya ditampilkan disini bagaimana penculikan ketujuh pahlawan revolusi tersebut dan bahkan ada saksi sejarah seperti pakaian, sarung dan lainnya yang masih mereka gunakan hingga akhirnya tewas di lubang tersebut.




Dan di kompleks ini juga terdapat koleksi pengganti Truk Dodge buatan Amerika Serikat tahun 1961 bernomor B 2982 L milik PN Arta Yasa yang dirampas PKI di sekitar Jl. Iskandarsyah Kebayoran Baru, yang digunakan PKI untuk menculik dan mengangkut Brigjen DI PAndjaitan dari rumahnya di Jl. Hasanudin Kebayoran Baru ke area Lubang Buaya tersebut. 

 

Selain itu juga terdapat mobil sedan bernomor AD-01 yang merupakan kendaraan dinas Letjend A. Yani ketika menjabat Men/Pangad KOTI (Komando Tertinggi). Dan disebelah kanannya terdapat mobil dinas Jeep Kanvas Nomor 04-62957 yang digunakan Pangkostrad Mayjen Soeharto pada tanggal 4 Oktober 1965 saat memimpin pengangkatan jenazah dari sumur maut Lubang Buaya. 

Itulah saksi sejarah yang menjelaskan betapa biadabnya PKI dalam menjalankan aksinya untuk merebut kedaulatan bangsa ini. Betapa kokohnya pendirian ketujuh jenderal tersebut yang tidak mau menandatangi dokumen PKI tersebut dan mengorbankan nyawa mereka untuk kedaulan Indonesia. Sisi patriotik tersebut yang bisa kita ambil dari kisah heroik para jenderal tersebut. 

Semoga perjalanan kali ini bisa menambah wawasan sejarah kebangsaan kita semua dan dapat mengambil hikmah positif tentang bagaimana diri kita menyumbangkan sisi patriotis kita untuk negeri ini walau dengan cara yang berbeda dengan para pahlawan perjuangan tersebut. Oke guys...sampai jumpa di cerita berikutnya...